Home > CINTA/LOVE > Pilihan Ceny

Pilihan Ceny

Sulit bagi Ceny untuk memilih antara Han atau Dony. Kedua cowok itu telah sekian lama mencoba mengambil hati Ceny dengan beragam cara. Skor mereka rupanya seimbang. Walau Han terlebih dahulu mendekati Ceny hanya beberapa hari saja sebelum pada akhirnya Dony juga tak mau ketinggalan merebut perhatian gadis semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta itu.

Adalah Ceny, gadis periang, mudah bergaul, dan pandai. Tipe sedikit dominan dan pantang menyerah, maklum dia mewarisi karakter ayahnya yang telah meninggal 3 tahun silam. Sang ayah adalah pekerja keras, seorang ayah yang luar biasa bagi Ceny dan seorang pemimpin yang bisa diteladani bagi para pegawainya. Ceny bangga dengan ayahnya, walau dia anak tunggal dia tetap tidak kelewat manja bagi ke dua orang tuanya. Memiliki prinsip tegas namun juga sedikit manja, sebuah perpaduan yang cantik.

Han dan Dony …

Kedua cowok ini ada dalam persaingan sengit dalam mencoba menarik perhatian Ceny. Namun persaingan mereka sportif dan sehat. Beda fakultas dan tentunya mereka berbeda karakter. Mereka adalah para cowok yang bisa dibanggakan oleh komunitasnya. Masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Han lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan dengan tumpukan buku-buku. Ia adalah lelaki yang pintar, lembut, namun tegas dalam tujuan-tujuan. Memang jarang Han aktif  dalam kegiatan-kegiatan outdoor. Ia tipe konseptor yang suka berada di balik meja. Imaginasi dan daya pikirnya luar biasa. Ia tipe romantis dan suka sekali menuliskan perasaan-perasaanya dalam jurnal pribadinya.

Berbeda sekali dengan Don (Dony). Lelaki satu ini sangat dinamis, atletis, suka dengan beragam kegiatan olahraga dan kegiatan-kegiatan outdoor. Berbeda sekali dengan Han, Don tidak suka sekali dengan tumpukan buku-buku. Waktunya selalu habis dalam ragam kegiatan lapangan. Tipe lelaki yang segar, humoris, dan tentunya tidak kalah menariknya dengan Han.

Kedua lelaki yang berbeda …

Kedua lelaki yang sama-sama mencoba merebut hati Ceny dengan beragam cara …

Namun …

Ceny tetap belum bisa mengambil keputusan dan pilihan. Begitu sulit baginya. Seolah-olah kalau saja diperbolehkan Ceny akan memilih keduanya! Namun hal itu jelas tidak mungkin.

Sampai suatu ketika …

Beberapa hal membuka mata hati Ceny untuk akhirnya menjatuhkan pilihannya …

Don begitu sering dikerumuni oleh gadis-gadis pengagumnya. Maklumlah ia seorang cowok ideal bagi kebanyakan cewek di kampusnya. Tubuhnya yang atletis, kulit yang cerah, rambut pendek, mengendarai sebuah motor besar yang selalu membuat para gadis senang dalam kedekatan dengannya.

Ceny ingin memilih Don. Toh bukankah Don juga telah menunjukkan kesungguhan dalam upayanya merebut hati Ceny? Lagi pula jika Ceny menjatuhkan pilihan pada Don bukankah ia akan begitu bangga di depan para teman-teman kampusnya? Don yang senantiasa dikerumuni banyak gadis, namun tidak satupun dari mereka yang mampu memikat hati Don. Pastilah akan menjadi suatu kebanggan jika Ceny memilih Don untuk menjadi pacarnya.

Bagaimana dengan Han?

Han tidak sepopuler Don. Lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku dan semua aktivitas tulis-menulisnya. Han memang cerdas, romantis, lembut, dan bisa dipercaya dalam tanggung jawab – tanggung jawab yang diterimanya. Namun jika Ceny memilih Han sepertinya tidak akan menyentuh sisi gengsinya. Bagamana tidak? Han tidak banyak dikagumi oleh para gadis di kampusnya. Namun Han kelihatan lebih sungguh-sungguh dan lebih serius dari pada Don.

Gengsi atau keseriusan … ?

Humoris atau romantis …?

Yang populer atau yang biasa saja …?

Han atau Don …?

Banyak teman-teman Ceny yang menyarankan untuk memilih Don, toh Don juga lelaki baik dan bisa dipercaya. Namun ada “sesuatu”  jauh di lubuk hati Ceny yang paling dalam, ada yang membuat Ceny tidak damai jika harus menjatuhkan pilihan pada Don. Di satu sisi ia memang ingin Don apalagi didukung banyak teman-temannya. Namun ketika ia harus jujur dengan hatinya ia merasa tidak damai jika pada akhirnya memilih Don.

Han atau Don …?

Pilihan harus dibuat!

Waktu terus bergulir … memberikan dan menyingkapkan banyak hal untuk pada akhirnya Ceny menjatuhkan pilihan pada Han yang tentunya membuat kaget teman-temannya. Bagaimana mungkin Ceny yang aktif akan dapat berjalan bersama Han? Bukankah lebih cocok Ceny dengan Don?

Namun … hati berbicara lain.

Hati tidak dapat dibohongi. Ceny mencoba jujur dengan dirinya sendiri.

Bagi Ceny ada kedamaian yang tak dapat terlukiskan ketika hatinya ditambatkan pada Han.  Ya … ada kedamaian yang membungkus rasa sayang. Semua terpadu-melekat, sayang-cinta-kagum- dan tentu saja kedamaian yang tak bisa dijelaskan.

Sebentar … bukankah apa yang Ceny rasakan pada Han juga Ceny rasakan pada Don? Sayang? Cinta? Kagum? Suka? Oh ya benar! Namun ada hal yang lain yang lebih Ceny rasakan tentang Han yang membungkus semua perasaan itu. Waktu telah menjelaskannya. Bergulirnya hari telah menyingkapkannya. Kedamaian. Ya … damai! Perasaan damai yang menuntunnya untuk memilih Han.

Sebenarnya hanya itu saja yang membuat Ceny memilih Han. Terlepas dari semua kelemahan dan kelebihan Han ternyata dari kedalaman hati Ceny -yang memerlukan waktu beberapa lama untuk memastikan- ia mengetahui bahwa Han-lah orang yang tepat untuk dipilih.

“Kenapa harus dia Cen …?” tanya Don.

“Tak bisa dijelaskan Don …” sahut Ceny.

“Berikan alasannya Cen, alasannya! Kenapa Han?”

“Karena … entahlah Don … aku merasa damai dengan dia.”

“Damai? Sebatas itu saja?… Damai ?” Don tetap tidak bisa menerima jawaban Ceny.

“Ya … damai … setelah sekian lama aku pertimbangkan … rasa nyaman dan damai itulah yang seakan-akan menuntunku … dan itu tidak dapat dijelaskan …”

“Tapi … aku masih tetap tidak mengerti …tidak mampu memahami jalan pikiran kamu!”

“Aku tidak bisa menjelaskannya Don, ribuan penjelasan sekalipun tidak dapat mewakili apa yang sebenarnya kurasakan … maafkan aku Don …”

“Tapi … ”

” Please … hargailah keputusanku … ” serasa tak kuasa menahan dilema Ceny pun bergegas meninggalkan Don.

“Ceny … Cen …” teriak Don sembari sedikit berlari mengejar Ceny.

-Andrew King-

King’s Note:

Seringkali kita didera dengan dilema, terutama ketika harus memilih. Rasa cinta, sayang, kagum, suka, seringkali belumlah menguatkan kita untuk pada akhirnya menjatuhkan pilihan.

Kadang kita lupa ada penuntun yang ajaib dalam diri kita untuk dapat menentukan keputusan di antara pilihan-pilihan yang sulit. Dan hal itu memerlukan kejujuran pada diri kita sendiri. Kejujuran untuk melihat diri kita sendiri sampai jauh ke dalam lubuk hati yang paling dalam, dan hanya diri kita sendiri yang tahu.

Penuntun yang ajaib itu adalah kedamaian. Ya …  kedamaian dalam hati kita yang membungkus hangat semua perasaan yang ada. Kedamaian yang melampaui segala akal dan pikiran.

Cinta sejati tak lepas dari kedamaian seperti itu.

Cinta sejati selalu bergandengan dengan kedamaian yang menghias dan menghangatkan hati.

-Andrew King-

Categories: CINTA/LOVE
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment